Langsung ke konten utama

Pemberdayaan Program Keluarga Berencana (KB) sesuai 10 Patokan Dikmas


pada blog ini saya akan membahas mengenai pemberdayaan masyarakat mengenai program KB di Dusun Cibaleker RT 01 RW 04 Desa Ganjaresik Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. mari simak sama-sama.

Hari Sabtu tanggal 25 November 2017, saya melakukan observasi ke Dusun Cibaleker RT 01 RW 04 Desa Ganjaresik Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang  dengan tujuan untuk menggali informasi mengenai program-program pemberdayaan masyarakat yang ada di desa tersebut khususnya pemberdayaan program keluarga berencana (KB) dengan menggunakan 10 patokan dikmas.

Dari observasi yang dilakukan menghasilkan data sebagai berikut:

a.    Warga belajar

Warga belajar program keluarga berencana (KB) ini terdiri dari kader  sebanyak 3 orang dan muridnya seperti pasangan usia subur sebanyak 25 orang, wanita usia subur sebanyak 7 orang, dan  ada yang menggunakan alat dan obat kontrasepsi seperti suntik sebanyak 9 orang, obat pil sebanyak 5 orang, implant sebanyak 1 orang, intra uterine devices (IUD) sebanyak 3 orang, kondom 1 orang, dan MOW sebanyak 1 orang. Mayoritas yang mengikuti kegiatan tersebut berasal dari lingkungan masyarakat sekitar yaitu masyarakat di dusun Cibaleker.

b.    Sumber belajar

Sumber belajar program keluarga berencana (KB) di Dusun Cibaleker setiap sub RW yaitu berasal dari 3 orang kader. Sumber belajar ini adalah orang yang memiki pendidikan yang cukup untuk mengabdikan dirinya membantu pelaksanaan kegiatan pendidikan masyarakat di kelompok belajar.

c.    Pamong belajar

Pamong belajar program keluarga berencana ini berasal dari unsur pemerintah dan non pemerintah. Dimana setiap program posyandu di dusun Cibaleker diselenggarakan adanya pamong seperti bidan dan pengurus PKK misalnya kader.

d.   Sarana belajar

Sarana belajar program keluarga berencana (KB) sudah memiliki fasilitas yang cukup memadai misalnya kasur, mebeler, timbangan, dan sebagainya serta dengan adanya alat dan obat kontrasepsi.

e.    Tempat belajar

Tempat belajar program keluarga berencana (KB)  berlangsung di dua tempat yaitu di rumah kader dan  polindes. Karena belum adanya pembangunan posyandu  di dusun Cibaleker jadi setiap pelayanan KB dilaksanakan di rumah kader atau polindes. Penentuan lokasi sendiri harus mempertimbangkan faktor keamanan, kenyamanan, keterjangkauan dan kesehatan lingkungan.

f.     Dana belajar

Dana belajar program keluarga berencana (KB) di dusun Cibaleker yaitu untuk posyandu secara mandiri atau bayar sendiri. Adanya dana insetif untuk kader sebesar Rp. 25.000,- di potong biaya pph sebesar Rp. 3.000,- jadi jumlah  total yang di terimanya sebesar Rp. 22.000,- . serta adanya dana revit per tahunnya sebesar Rp. 1.000.000,- dari pemerintah yang baru cair satu kali.

g.    Ragi belajar

Peribahasa banyak anak banyak rezeki tidak berlaku, karena dengan banyak nya anak tidak akan memenuhi kebutuhan baik secara fisik, finansial, pendidikan dan pemeliharaan anak secara maksimal. Dengan adanya program keluarga berencana seperti dua anak lebih baik  tentu akan mencapai kebuthan-kebutahan itu secara maksimal. Jadi kader disini mendorong masyarakat untuk mengikuti program keluarga berencana tersebut.

h.    Program belajar

Sosialisasi kb dengan mengarahkan ke masyarakat melakukan kb sesuai dengan faktor usia, misalnya untuk yang awal nikah tidak disarankan untuk melakukan kb, namun diperbolehkan melakukan kb tetapi dengan obat kontrasepsi seperti pil. boleh atau tidaknya melakukan kb untuk yang awal nikah ini dilihat juga dari faktor usia jika usia pasangan itu sudah tua sebaiknya tidak melakukan kb dan sebaliknya jika usia pasangan itu masih muda sebaiknya melakukan kb. Dan untuk pasangan yang sudah memiliki anak tiga disarankan melakukan kb seperti MOW.

i.      Kelompok belajar

Di dalam program keluarga berencana di dusun Cibaleker ini para kader dan masyarakat mengadakan perkumpulan yang membahas progam kb tesebut ataupun arisan. Perkumpulan berlangsung di dua tempat yaitu di posyandu (rumah kader) dan pertemuan desa. Perkumpulan dilakukan setiap awal bulan tepatnya pada tanggal 8.

j.      Hasil belajar

Hasil belajar program keluarga berencana di dusun Cibaleker yaitu diharapkan dapat tercapainya keluarga yang bahagia dan sejahtera. Dimana pogram dua anak lebih baik di dusun Cibaleker ini sudah benar-benar terealisasikan dengan baik.

Kesimpulan

Lembaga Pemberdayaan Masyarakat  program Keluarga Berencana (KB) yang terletak di Dusun Cibaleker RT 01 RW 04 di Desa Ganjaresik Kecamatan Wado Kabupaten Sumedang. Program kb ini 100 % berjalan dengan baik dibentuk dengan tujuan mengatur masa hamil agar terjadi pada waktu yang aman,  mengatur jumlah anak, bukan saja untuk keperluan keluarga melainkan juga untuk kemampuan secara fisik, finansial, pendidikan, dan pemeliharaan anak. Dengan adanyanya program keluarga berencana ini diharapkan dapat terciptanya keluarga yang bahagia dan sejahtera.

sumber:
tugas kuliah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal

hallo teman-teman pada kesempatan ini saya akan membahas perbedaan pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. 1. Pendidikan formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh pada lembaga resmi/legal baik negeri (milik pemerintah) ataupun swasta (atas izin pemerintah) yang memiliki tahapan atau jenjang pendidikan yang sangat jelas. Dalam pendidikan Formal di Indonesia terbagi menjadi Tingkat dasar yaitu Sekolah Dasar, tingkat menengah, yaitu SMP maupun SMA/SMK (dan yang sederajat) dan Tingkat Tinggi yaitu Perguruan Tinggi/ Sekolah Tinggi atau Universitas. Peserta didik  menempuh pendidikan Formal ini berbatas waktu, untuk sekolah Dasar 6 Tahun, Menengah 6 Tahun (SMP + SMA/SMK) sedangkan sekolah tinggi biasanya tergantung jurusan dan jenjang yang ditempuh dan biasanya lebih fleksibel. Misalkan untuk mengambil jenjang Strata 1 (S1) rata-rata sekitar 4 tahun, untuk Diploma 3 (D3) 3 tahun dan seterusnya. Pendidikan formal memiliki ciri Kuri

Kekuatan dan Kelemahan Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) atau non-formal education, setiap sesuatu itu pastilah ada keunggulan dan kelemahannya maka dari itu disini akan menjelaskan tentang keunggulan dan kelemahan dan Pendidikan Luar Sekolah. Keunggulan dari Pendidikan Luar Sekolah,  pertama lebih murah dari pendidikan formal ( sekolah), karena adanya program-program pendidikan yang dilakukan dalam waktu singkat untuk kebutuhan khusus seperti ujian paket A,B,C dan sebagainya, bisa juga dikurangi biaya dengan menggunakan fasilitas sebaik mungkin, membuat alat-alat belajar dengan memanfaatkan bahan sekitar dan harga yang murah, membuat kegiatan berusaha dan dapat menggukan dana pendidikan yang diambil dari hasil pemasaran produksi. Itu bisa membuat pengeluaran menjadi hemat bahkan bisa memberikan pemasukan.  Yang kedua, program-program pendidikan luar sekolah itu lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, bukan mengutamakan kebutuhan penyelenggara, karena program pendidikan itu harus mementi

Program-Program Aktual PLS

Pendidikan Luar Sekolah sendiri memiliki beberapa program aktual yang tentunya masyarakat pasti sudah mengetahui bentuk program tersebut namun tidak mengetahui bahwa program-program tersebut termasuk ke dalam pendidikan luar sekolah. program PLS bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih konkret tentang program-program PLS, berikut diketengahkan beberapa contoh pro­gram PLS yang dewasa ini tengah berkembang dengan pesat di masyarakat. 1)       Program Keaksaraan Program keaksaraan adalah sebuah program yang dulu dikenal sebagai program Pemberantasan Buta Huruf atau PBH. Saat ini pro­gram tersebut bernama program Keaksaraan Fungsional atau KF. Di tataran internasional program tersebut disebut Literacy Program. Sesuai dengan namanya, program ini dimaksudkan untuk membantu warga masyarakat yang buta huruf untuk menjadi melek huruf. Buta huruf disini diartikan sebagai buta aksara dan angka Latin. Setelah mengikuti program ini peserta didik diharapkan mampu mem­baca, men