Langsung ke konten utama

Manajemen Keuangan Dalam Keluarga

Assalamualaikum sahabat pitria😁 untuk blog kali ini saya akan membahas mengenai bagaimana memanajemen keuangan dalam keluarga. Membahas soal keuangan itu sangat sensitif sekali. Saya saja yang belum berkeluarga sangat sulit untuk mengatur keuangan untuk diri sendiri apalagi nanti kalau sudah berumah tangga😅maka dari itu manajemen keuangan sangat diperlukan untuk yang sudah berkeluarga  dan yang belum berkeluarga. Tujuan dari manajemen keuangan dalam keluarga itu untuk apa sih? supaya keuangan keluarga bisa digunakan sebaik-baiknya sesuai yang dibutuhkan dan apa yang keluarga harapkan bisa terwujud. caranya gimana dong buat manajemen keuangan dalam keluarga yuk baca sama-sama.

Manajemen Keuangan dalam Keluarga 
Untuk mengatur keuangan dalam keluarga ternyata tidak semudah yang dibayangkan. Banyak hal yang ternyata harus dipikirkan lebih matang, terutama dalam masalah mengatur keuangan keluarga dan perubahan pola pikir harus mulai dilakukan. Jadi, masalah utamanya bukan terletak pada betapa besarnya penghasilan, tetapi seberapa pandai suatu keluarga mengaturnya. Ada beberapa cara untuk mengatur keuangan dalam keluarga diantaranya : 
1.      Memahami seluruh aspek keuangan dalam keluarga
Langkah pertama yang harus dilakukan agar dapat mengatur keuangan keluarga dengan lebih baik adalah dengan mengetahui berapa banyak uang yang dimiliki, pendapatan dalam keluarga, dan juga mengetahui semua jumlah tagihan-tagihan yang harus dibayarkan, seperti tagihan listrik, telepon, belanja bulanan, biaya kesehatan, bahkan sampai biaya servis kendaraan. Untuk itu harus selalu mengetahui jumlah hutang, cicilan rumah, atau cicilan kendaraan. Dengan mengetahui semua itu, suatu keluarga akan dapat memperhitungkan kisaran pengeluaran yang harus dikeluarkan. 
2.      Membuat Perencanaan keuangan
Setelah mengetahui semua sumber pengeluaran dalam keluarga, buatlah perencanaan dalam mengatur keuangan. Memanage uang keluarga tersebut, kemana uang itu akan digunakan atau berapa banyak yang akan disimpan. Buatlah rencana keuangan yang realistis, jangan terlalu ideal sehingga melupakan kebutuhan diri sendiri. Masukkan dana untuk bersenang-senang sebagai bagian dari rencana keuangan. 
3.      Mulai Menabung Bersama
Setelah mengetahui semua sumber pengeluaran yang dikeluarkan, sekarang saatnya untuk membuat perencanaan dalam mengatur keuangan dikeluarga. Aturlah semua uang, kemana uang itu akan digunakan atau berapa banyak yang akan disimpan. Buatlah rencana keuangan yang realistis, jangan terlalu ideal sehingga melupakan kebutuhan diri sendiri. Masukkan dana untuk bersenang-senang sebagai bagian dari rencana keuangan keluarga. 
4.      Bedakan Keinginan dan Kebutuhan
Kedua hal ini terlihat sangat mirip, terkadang yang diinginkan bisa menjadi kebutuhan dikeluarga. Oleh karena itu, didalam keluarga harus benar-benar bisa membedakan apa yang memang  dibutuhkan dan apa yang diinginkan. Cara mudah yang mungkin bisa digunakan untuk membedakannya adalah dengan membuat daftar antara kebutuhan dan keinginan keluarga. Setiap hal yang sudah terpenuhi, maka berilah tanda bahwa kebutuhan atau keinginan sudah tercapai. Usahakan untuk selalu memenuhi kebutuhan yang diperlukan keluarga terlebih dulu, baru setelah itu penuhi keinginan. 
5.      Hindari Hutang
Sebisa mungkin, hindari hutang. Contohnya  seringkali  menjadi terbiasa untuk hutang karena menggunakan kartu kredit. Kemudahan proses pembayaran yang diberikan oleh kartu kredit sering membuat orang lupa diri dan menjadi sangat konsumtif. Hal ini sangat buruk dalam pengaturan keuangan keluarga. Meski demikian, kartu kredit juga tetap dibutuhkan. Kembali lagi, masalahnya ada di bagaimana dalam mengatur keuangan tersebut. 
6.      Tetapkan Target Keuangan Jangka Panjang
Dengan memiliki target dalam keuangan di keluarga, sebuah keluarga tersebut dapat meminimalisir finansial keuangan/pemborosan di dalam keuangan keluarga. 
7.      Mulai Berinvestasi
Sebagai keluarga, kamu harus mulai memikirkan bagaimana kehidupan kamu di masa depan. Setelah menargetakn keuangan jangka panjang di dalam keluarga, Mulailah untuk memikirkan rencana keuangan dalam jangka panjangnya. Mulai berinvestasi menjadi jawabannya. Terdapat banyak cara untuk berinvestasi, yaitu dalam bermain saham, membeli emas, dan membeli properti. Carilah produk investasi yang sesuai dengan kondisi keuangan keluarga, tetapi juga pastikan investasinya menguntungkan. 

nah mungkin hanya itu cara yang saya tau untuk memanjemen keuangan dalam keluarga semoga bermanfaat😍silahkan bagi ada yang mau menambahkan saran dan kritik yang membangun sangat dibutuhkan. terima kasih.
sumber:
dari tugas makalah mata kuliah pendidikan keluarga semester 2

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Perbedaan Pendidikan Formal dan Pendidikan Non Formal

hallo teman-teman pada kesempatan ini saya akan membahas perbedaan pendidikan formal, pendidikan non formal dan pendidikan informal. 1. Pendidikan formal Pendidikan formal adalah pendidikan yang ditempuh pada lembaga resmi/legal baik negeri (milik pemerintah) ataupun swasta (atas izin pemerintah) yang memiliki tahapan atau jenjang pendidikan yang sangat jelas. Dalam pendidikan Formal di Indonesia terbagi menjadi Tingkat dasar yaitu Sekolah Dasar, tingkat menengah, yaitu SMP maupun SMA/SMK (dan yang sederajat) dan Tingkat Tinggi yaitu Perguruan Tinggi/ Sekolah Tinggi atau Universitas. Peserta didik  menempuh pendidikan Formal ini berbatas waktu, untuk sekolah Dasar 6 Tahun, Menengah 6 Tahun (SMP + SMA/SMK) sedangkan sekolah tinggi biasanya tergantung jurusan dan jenjang yang ditempuh dan biasanya lebih fleksibel. Misalkan untuk mengambil jenjang Strata 1 (S1) rata-rata sekitar 4 tahun, untuk Diploma 3 (D3) 3 tahun dan seterusnya. Pendidikan formal memiliki ciri Kuri

Kekuatan dan Kelemahan Pendidikan Luar Sekolah

Pendidikan Luar Sekolah (PLS) atau non-formal education, setiap sesuatu itu pastilah ada keunggulan dan kelemahannya maka dari itu disini akan menjelaskan tentang keunggulan dan kelemahan dan Pendidikan Luar Sekolah. Keunggulan dari Pendidikan Luar Sekolah,  pertama lebih murah dari pendidikan formal ( sekolah), karena adanya program-program pendidikan yang dilakukan dalam waktu singkat untuk kebutuhan khusus seperti ujian paket A,B,C dan sebagainya, bisa juga dikurangi biaya dengan menggunakan fasilitas sebaik mungkin, membuat alat-alat belajar dengan memanfaatkan bahan sekitar dan harga yang murah, membuat kegiatan berusaha dan dapat menggukan dana pendidikan yang diambil dari hasil pemasaran produksi. Itu bisa membuat pengeluaran menjadi hemat bahkan bisa memberikan pemasukan.  Yang kedua, program-program pendidikan luar sekolah itu lebih berkaitan dengan kebutuhan masyarakat, bukan mengutamakan kebutuhan penyelenggara, karena program pendidikan itu harus mementi

Program-Program Aktual PLS

Pendidikan Luar Sekolah sendiri memiliki beberapa program aktual yang tentunya masyarakat pasti sudah mengetahui bentuk program tersebut namun tidak mengetahui bahwa program-program tersebut termasuk ke dalam pendidikan luar sekolah. program PLS bertujuan untuk memberikan gambaran yang lebih konkret tentang program-program PLS, berikut diketengahkan beberapa contoh pro­gram PLS yang dewasa ini tengah berkembang dengan pesat di masyarakat. 1)       Program Keaksaraan Program keaksaraan adalah sebuah program yang dulu dikenal sebagai program Pemberantasan Buta Huruf atau PBH. Saat ini pro­gram tersebut bernama program Keaksaraan Fungsional atau KF. Di tataran internasional program tersebut disebut Literacy Program. Sesuai dengan namanya, program ini dimaksudkan untuk membantu warga masyarakat yang buta huruf untuk menjadi melek huruf. Buta huruf disini diartikan sebagai buta aksara dan angka Latin. Setelah mengikuti program ini peserta didik diharapkan mampu mem­baca, men